Asal Usul Pahlawan Ibu Kartini Dari Lahir Sampai Wafat
Akhir hayat R.A. Kartini
Sejak menikah, R.A. Kartini pindah ke Rembang dan mengemban tugas sebagai seorang istri, dan guru sekaligus.
Aktifitas keseharian R.A. Kartini mulai terhambat setelah mengandung anak pertamanya. Kondisi fisiknya mulai menurun sehingga beberapa kali menderita sakit.
Pada 7 September 1903 R.A. Kartini sempat menulis surat kepada Nyonya Abendanon yang sudah mengirimkan hadiah untuk bayinya nanti dan menceritakan kondisinya.
Pada 13 September 1903 R.A. Kartini melahirkan seorang anak laki-laki dengan selamat yang diberi nama Soesalit Djojoadhiningrat.
Setelah melahirkan kondisi R.A. Kartini nampak sehat dan berseri-seri. Namun pada 17 September 1903 Kartini wafat dalam usia yang masih sangat muda 25 tahun.
Kematian R.A. Kartini sangat mengguncang pikiran suaminya, R.M. Djojo Adiningrat. Kepada Nyonya Abendanon beliau juga menulis sebuah surat yang menceritakan kematian isterinya.
Itulah sejarah R.A. Kartini lengkap, mulai dari beliau lahir hingga wafat di usianya yang masih muda, tetapi sudah banyak berjuang untuk keberlangsungan generasi bangsa.
Rasulullah SAW adalah suri teladan yang baik dalam segala hal. Beliau menghadapi berbagai cobaan sejak lahir hingga menjelang wafatnya. Berikut biografi Nabi Muhammad SAW dari lahir sampai wafat.
Menurut Sirah Nabawiyah karya Ali Muhammad Ash-Shallabi yang diterjemahkan Faesal Saleh dkk, Nabi Muhammad SAW lahir pada Senin, 12 Rabiul Awal bertepatan dengan Tahun Gajah. Ini merupakan pendapat mayoritas ulama.
Tahun Gajah merupakan tahun ketika pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah menyerbu Kota Makkah dengan tujuan untuk menghancurkan Ka'bah. Pasukan tersebut pada akhirnya hancur oleh serangan burung ababil yang membawa batu dari neraka atas kuasa Allah SWT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diangkatnya Muhammad SAW Menjadi Nabi
Diceritakan dalam buku Tasawuf Dalam Dimensi Zaman: Definisi, Doktrin, Sejarah & Dinamika Keumatan karya Yandi Irshad Badruzzaman, Nabi Muhammad SAW suka menyendiri, berkhalwat di Gua Hira.
Di Gua Hira ini, Nabi Muhamamd SAW melatih dirinya untuk menjauhi keramaian hidup, menghindari kelezatan dan kemewahan dunia, tekun, berjihad, berzikir, berpikir, dan mengindari makan-minum yang berlebihan.
Kebiasaan hidup seperti ini, membuat cahaya kenabian dalam diri Rasulullah SAW pun semakin kuat. Hingga malaikat Jibril AS menyampaikan wahyu pertamanya kepada Nabi Muhammad SAW pada 17 Ramadan.
Pernikahan R.A. Kartini dan Sekolah Kartini
Tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan, akhirnya R.A. Kartini dan Roekmini saudarinya mendirikan sekolah untuk anak perempuan yaitu Sekolah Kartini.
Murid-murid sekolah umumnya anak-anak priyayi yang ada di kota Jepara sehingga sekolah tidak perlu menyediakan penginapan.
Murid-murid di sekolahnya belajar membaca, menulis, menggambar, tata krama, sopan-santun, memasak, serta membuat kerajinan tangan.
Aktifitas R.A. Kartini di sekolah menjadikannya melupakan rasa pedih karena gagal berangkat ke Belanda.
Sampai satu hari, R.A. Kartini dilamar oleh Bupati Rembang Raden Adipati Djojo Adiningrat. Namun sang ayah sempat bimbang karena anaknya itu pernah memutuskan untuk tidak menikah.
Setelah meminta waktu untuk berpikir kembali dan meminta saran dari saudari lainnya, R.A. Kartini pun menyetujui lamaran Raden Adipati Djojo Adiningrat dengan beberapa persyaratan.
Kendati begitu, Raden Adipati Djojo Adiningrat tidak mempermasalahkan keinginan R.A. Kartini dan ia tetap diperbolehkan mendirikan dan mengurus sekolahnya.
Pernikahan R.A. Kartini yang semula direncanakan pada 12 November 1903, atas permintaan Bupati Rembang dimajukan menjadi 8 November 1903.
Sesuai permintaannya, pernikahan R.A. Kartini dan Raden Adipati Djojo Adiningrat ini tidak disertai dengan upacara mencium kaki mempelai laki-laki oleh mempelai perempuan.
Mempelai laki-laki hanya mengenakan pakaian dinas, sedangkan mempelai perempuan hanya memakai pakaian seperti keseharian biasa.
Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Menurut buku Kisah Nabi Muhammad SAW karya Ajen Dianawati, sesudah Rasulullah lahir, Aminah segera menyerahkan beliau kepada Halimatus Sa'diah untuk disusukan.
Setelah Nabi Muhammad SAW menjadi seorang yatim-piatu, beliau pun diasuh oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib. Setelah 2 tahun, kakeknya pun meninggal dunia.
Selanjutnya sesuai wasiat kakeknya, Nabi Muhammad SAW diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib (ayahnya Ali bin Abi Thalib).
Perjalanan Pertama Nabi Muhammad SAW
Ketika Nabi Muhammad SAW berusia 13 tahun, beliau diperbolehkan ikut pamannya pergi berdagang. Berangkatlah keduanya pergi ke Negeri Syam.
Di tengah perjalanan, mereka singgah di sebuah dusun kecil. Di sana mereka bertemu dengan seorang pendeta Nasrani yang bernama Buharia yang berkata, "Sesungguhnya anak saudara ini akan mendapatkan kedudukan yang tinggi, maka segeralah pulang dan jagalah ia dari gangguan orang-orang Yahudi."
Lantas karena mendengar perkataan dari pendeta tersebut, Abu Thalib pun segera membawa Nabi Muhammad SAW kembali ke Makkah.
Bagaimana Mahjong Bisa Mendunia: Versi Amerika
Sekitar tahun 1920an, seorang pengusaha bernama Joseph P. Babcock pertama membawa mahjong ke Amerika untuk dijual.
Marketingnya pun tidak main-main, mahjong dilabel dengan ‘permainan yang turun dari Surga’ dan ‘permainan yang membutuhkan ratusan kepintaran’. Bahkan tersebar sebuah hoax kalau mahjong sebenarnya diciptakan ribuan tahun sebelumnya oleh Confucius. Percaya nggak percaya, marketingnya berhasil dan set pertama yang dibawa ini ludes habis di New York.
Seiring dengan berjalannya waktu mahjong juga dibawa oleh pedagang-pedagang lain baik langsung dari asalnya di Cina maupun dari Amerika ke negara mereka sendiri.
Nah begitulah asal usul dari mahjong, mulai dari nama hingga bagaimana mereka pertama tersebar. Bagaimana nih, mau ikutan semakin menyebar luaskan mahjong gak nih? Yuk ikut Mahjong Club di Tabletoys, tiap Kamis jam 18.00!
Sumber: Why mahjong is a global phenomenon – National Geographic
UNSPECIFIED - CIRCA 1900: Peradaban Yunani, abad ke-5 SM. Alas patung kouros yang menggambarkan pemain dengan tongkat dan bola, yang dikenal sebagai
Nationalgeographic.co.id—Asal usul olahraga hoki es mungkin berasal dari permainan tongkat dan bola yang dimainkan selama Abad Pertengahan. Bahkan, olahraga ini boleh jadi dimainkan pada zaman Yunani kuno dan Mesir kuno. Beberapa orang percaya bahwa permainan ini berevolusi dari permainan lempar Irlandia kuno. Akan tetapi, sejak kapan hoki es mulai dimainkan masih tetap misteri.
“Ada lukisan tahun 1500-an [menggambarkan] orang memainkan sesuatu di atas es yang terlihat seperti hoki,” kata Phil Pritchard, kurator di Hockey Hall of Fame di Toronto. "Mereka bahkan punya tongkat."
Nenek moyang terdekat olahraga modern ini mungkin adalah "chamiare", atau "shinty"—permainan tongkat dan bola yang dimainkan di atas es pada awal 1600-an di Skotlandia.
Pada pertengahan 1700-an, sebuah permainan yang disebut bandy dimainkan di atas es di dataran timur Inggris. Di musim dingin, pemain berkompetisi dengan sepatu besi di atas es yang terbentuk di padang rumput yang banjir.
Permainan itu menyebar ke London dan kemudian pada 1850-an ke Kanada timur, di mana itu dimainkan oleh tentara Inggris. Pada abad ke-19, penduduk asli Amerika di Kanada memainkan permainan serupa.
Dari Mana Nama 'Hoki' Berasal?
Istilah "hoki," menurut The Canadian Encyclopedia, dapat ditelusuri ke sebuah buku tahun 1773 yang diterbitkan di Inggris berjudul Juvenile Sports and Pastimes. Namun, nama itu mungkin mendahului referensi paling awal yang diketahui. Sebuah versi permainan yang dimainkan di lapangan—hoki lapangan—berkembang selama periode itu juga.
Di Inggris Raya, surat kabar pada awal 1840-an merujuk pada hoki yang dimainkan di atas es. Sebuah surat kabar Skotlandia melaporkan pada 1842 tentang kematian selama pertandingan hoki yang melibatkan sekitar 20 peserta berseluncur di kanal: “Es tiba-tiba pecah, dan beberapa tenggelam, tetapi diselamatkan, kecuali seorang anak yang malang.”
Adegan sungai musim dingin dengan skater, kereta luncur yang ditarik kuda dan orang-orang memainkan versi hoki es, c. 1660.
Adegan sungai musim dingin dengan skater, kereta luncur yang ditarik kuda dan orang-orang memainkan versi hoki es, c. 1660.
Pada 1864, Pangeran Wales bermain hoki di danau dengan klub skating London. ”Permainan itu terus berlangsung dengan luar biasa hingga jam 2,” lapor sebuah surat kabar London, ”ketika sang pangeran dan para pemainnya memperbaiki Kuil Pemancingan, tempat mereka menikmati makan siang yang mewah.”
Pada 1949, sebuah majalah di Uni Soviet mengklaim olahraga itu ditemukan dan disempurnakan di Rusia pada pertengahan abad ke-19. Tapi klaim itu mungkin meragukan.
Game Hoki Terorganisir Pertama
Olahraga hoki es terorganisir pertama, menurut Federasi Hoki Es Internasional, dimainkan pada 3 Maret 1875. Pemainnya, dua tim yang masing-masing terdiri atas sembilan orang dari Klub Skating Victoria di Montreal. Akan tetapi, ada bukti permainan terorganisir dimainkan pada awal abad ini di Kanada dan Amerika Serikat, kata Pritchard.
Tim hoki es Kanada mencetak gol selama pertandingan terakhir di mana mereka mengalahkan Amerika Serikat 6-1 untuk mengambil medali emas selama Olimpiade 1924.
Tim hoki es Kanada mencetak gol selama pertandingan terakhir di mana mereka mengalahkan Amerika Serikat 6-1 untuk mengambil medali emas selama Olimpiade 1924.
Pada pertandingan 1875, tim bermain menggunakan balok kayu datar—asal-usul keping modern yang terbuat dari karet vulkanisir—”sehingga keping itu meluncur di sepanjang es tanpa naik, dan dengan demikian membuat penonton kurang suka”. Sebelumnya, permainan sering dimainkan dengan bola kayu atau karet.
Pada 1899, hoki es menjadi populer di Amerika Serikat bagian timur laut. “Permainan ini telah maju dengan mantap, membuat peminatnya berjumlah ribuan pada musim dingin lalu, di mana dua musim sebelumnya kurang dari ratusan,” demikian dilansir dari Montreal Gazette tentang minat hoki di New York.
Kanada Menjadi Episentrum Hoki Es
Meskipun hoki es tidak berasal dari Kanada, permainan ini menjadi olahraga nasional negara tersebut. Pada akhir abad ke-19, liga terorganisir terbentuk di Kanada. Aturan untuk olahraga ini pun berkembang—termasuk ukuran jaring dan jumlah pemain di atas es pada satu waktu (enam per tim dengan penjaga gawang). Aturan Kanada, termasuk penggunaan keping karet, akhirnya diadopsi di seluruh dunia.
Baca Juga: Rahasia Awet Muda: Penelitian Baru Menyoroti Kekuatan dari Olahraga
Baca Juga: Balap Kuda, Olahraga Paling Berbahaya dan Populer di Romawi Kuno
Baca Juga: Mengapa Masyarakat Romawi Kuno Menggemari Olahraga Berdarah?
Baca Juga: Panjat Tebing Makin Populer Tapi Jejak Kapurnya Dikritik Pelestari
Pada 1917, National Hockey League dibentuk dengan empat tim Kanada. Pada 1920, sebuah tim dari Kanada memenangi kejuaraan dunia hoki pertama, yang diadakan di Olimpiade Musim Dingin di Antwerpen, Belgia.
Pada 1924, Boston Bruins menjadi tim Amerika pertama di NHL, yang telah berkembang beberapa kali selama bertahun-tahun.
Selama lebih dari 100 tahun, NHL telah menjadi liga hoki profesional terkemuka di dunia. NHL bahkan menganugerahkan trofi Prince of Wales kepada juara Wilayah Timurnya, sebuah penghargaan untuk pesaing hoki es kerajaan.
Varuna, Dewa Langit dan Lautan yang 'Ambigu' dalam Tradisi Hindu Kuno
Oleh MC Kab. Mempawah, Kamis, 27 April 2017 | 08:53 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 2K
Mempawah,InfoPublik – Lebih dari seabad lalu, Raden Ajeng Kartini wafat karena komplikasi saat melahirkan anak pertama.Salah satu pemicunya adalah preeklamsia, yang hingga kini masih menjadi penyebab utama kematian ibu hamil di samping infeksi dan pendarahan.
Terbatasnya teknologi medis saat itu membuat pahlawan nasional asal Jepara ini meninggal muda di usia 25 tahun. “Ironisnya, hingga kini Angka Kematian Ibu atau AKI ternyata terhitung masih tinggi padahal kondisi teknologi dan ilmu pengetahuan makin berkembang,” kata Sekretaris Daerah Mochrizal di sela Peringatan Hari Kartini di Aula Kantor Bupati Mempawah, akhir pekan lalu.
Mochrizal menyebut derajat kesehatan keluarga sangat ditentukan oleh kondisi hidup sehat seorang ibu. Ia menuturkan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas adalah masa yang sangat penting untuk menentukan mutu kesehatan ibu dan anak selanjutnya. “Masa-masa tersebut merupakan masa yang rentan bagi para ibu dan dapat mempengaruhi tumbuh-kembang anak,” ujarnya.
Menurutnya, ketika seorang anak terlahir ke dunia, apakah anak tersebut akan menjadi anak yang sehat atau anak yang rentan terhadap penyakit sangat ditentukan oleh kesehatan ibu pada masa-masa kehamilan dan berlanjut saat menyusui.
Karena itu, ia menyebut sehat mulai dari janin dalam kandungan, anak balita, remaja, dewasa, dan lanjut usia juga perlu diupayakan. Hal itu mengingat banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi untuk mencapai keadaan sehat. Mochrizal menegaskan pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya tidak mungkin dicapai hanya oleh sektor kesehatan. “Karena kesehatan bersifat multidimensi, multidisiplin, dan multisektor sehingga pembangunan kesehatan memerlukan dukungan berbagai sektor terutama dari keluarga,” tuturnya.
Keluarga, Mochrizal meneruskan, merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menyediakan kebutuhan seluruh anggotanya. Seperti pendidikan dan budi pekerti, kasih sayang, ekonomi, kesehatan, dan sebagainya.
“Artinya keluarga merupakan fundamental bagi pembangunan manusia sekaligus barometer kesejahteraan masyarakat pada umumnya,” ucapnya menerangkan. (MC.Mempawah/Rio/Eyv)
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber infopublik.id
Perjuangan R.A. Kartini untuk melanjutkan sekolah
Meski masa pingitan harus dijalani R.A. Kartini dengan penuh kesepian, kesedihan, dan ketidakadilan, hal itu tidak membuatnya putus asa.
Sebab R.A. Kartini mempunyai mimpi besar yaitu ingin memajukan perempuan kalangan bangsawan yang di mulai dari mengubah kebiasaan lama di keluarganya terlebih dulu.
R.A. Kartini juga sering menikmati buku-buku bacaan untuk menambah pengetahuan, menulis catatan hingga surat.
Dengan membaca, R.A. Kartini jadi mempelajari dan memahami pemikiran-pemikiran emansipasi yang berkembang di belahan dunia lain.
Pengetahuan tersebut menjadi dasar bagi Kartini dalam mewujudkan terciptanya kesetaraan manusia dan kemanusiaan.
Sejak saudari perempuannya R.A. Soelastri menikah dan ikut sang suami, R.A. Kartini menempati kedudukan sebagai putri kedua yang berhak mengatur semua urusan adiknya.
Hak R.A. Kartini untuk mengatur adik-adiknya dimanfaatkan dengan baik untuk melakukan perubahan-perubahan.
Tradisi feodal yang memberikan hak istimewa kepadanya tidak digunakan, adik-adiknya tidak lagi harus menyembah dirinya dan tak perlu berbicara dengan bahasa Jawa krama inggil.
Perubahan yang dilakukan oleh R.A. Kartini merupakan bentuk perombakan terhadap tradisi yang sudah mengakar kuat dalam kalangan bangsawan.
Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh R.A. Kartini perlahan bisa menjadikan aturan-aturan pingitan melonggar.
Berkat kesabaran dan upayanya yang pantang menyerah, kini R.A. Kartini mendapat dukungan dari tiga saudarinya.
Ia juga dilibatkan untuk mengikuti tugas sang ayah ke desa-desa di Jepara untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, R.A. Kartini pernah melakukan perjalanan dinas bersama ayahnya ke Batavia untuk mendapat beasiswa pendidikan di Belanda, tetapi usahanya itu gagal.
Biografi Nabi Muhammad Singkat
Berikut biografi Nabi Muhammad SAW dari lahir sampai wafat mengacu pada Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam edisi Indonesia terbitan Qisthi Press dan Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW karya Moenawar Chalil.
Latar belakang keluarga
Dirangkum dari buku "Sisi Lain Kartini" oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, R.A. Kartini adalah anak perempuan yang lahir dari pasangan Raden Mas (R.M.) Sosroningrat dan Mas Ajeng Ngasirah.
Kartini lahir dalam lingkungan keluarga priyayi atau bangsawan, karena itu ia berhak menambahkan gelar Raden Ajeng (R.A.) di depan namanya.
R.M. Sosroningrat merupakan seorang Bupati Jepara pada 1880. Selain menikah dengan Mas Ajeng Ngasirah, beliau juga menikahi gadis bangsawan yaitu Raden Ajeng Woerjan.
Pernikahan R.M. Sosroningrat dan Mas Ajeng Ngasirah dikaruniai delapan orang anak, sedangkan pernikahan R.M. Sosroningrat dan Raden Ajeng Woerjan dikaruniai tiga orang anak.
Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua.
Kehidupan keluarga mereka berkecukupan sehingga R.A. Kartini dan saudara-saudaranya bisa tumbuh menjadi anak sehat dan cerdas.
Masa pendidikan dasar R.A. Kartini
Sejarah R.A. Kartini dalam menempuh pendidikan bisa dibilang istimewa dan berliku. Sebab ia merupakan anak pribumi yang diizinkan mengikuti pendidikan di Europesche Lagere School (ELS) atau sekolah dasar Eropa.
ELS merupakan sekolah khusus yang diperuntukkan bagi anak-anak Bangsa Eropa dan Belanda Indo. R.A. Kartini bisa mendapat kesempatan masuk ELS dikarenakan ia adalah anak dari pejabat tinggi pemerintah.
Bahasa pengantar di ELS adalah bahasa Belanda, sehingga R.A. Kartini bisa meningkatkan kemampuan bahasanya. Proses pendidikan yang dijalani oleh R.A. Kartini di ELS menjadikan dirinya mampu menempatkan diri dengan baik dalam pergaulan.
Namun sayang, R.A. Kartini yang saat itu ingin melanjutkan pendidikan ke HBS Semarang justru ditentang ayahnya. R.A. Kartini dipaksa untuk menjadi putri bangsawan sejati dengan mengikuti adat istiadat yang berlaku dan ia banyak menghabiskan waktu di rumahnya atau masa dipingit (pingitan).