Rakyat Miskin Bertambah
Mengantisipasi Rakyat Miskin Indonesia Bertambah Versi Bank Dunia
Jumat, 12 Mei 2023 - 17:26 WIB
VIVA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melayangkan protes mengenai perhitungan garis kemiskinan Bank Dunia. Seperti diketahui, Bank Dunia mengubah perhitungan ukuran paritas daya beli atau Purchasing Power Parity (PPP) pada 2017.
Hal ini membuat Sri Mulyani khawatir 40% masyarakat Indonesia jatuh miskin seketika. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk Indonesia pada 2022 sebanyak 275 juta orang. Jika 40% tergolong miskin, maka jumlahnya sebanyak 110 juta orang.
"Director World Bank Indonesia mengatakan dalam pidatonya, ketika anda dapat menurunkan kemiskinan ekstrem menjadi nol, tapi garis kemiskinan anda adalah US$ 1,9, anda harus gunakan US$ 3. Seketika 40% kita semua menjadi miskin," kata Sri Mulyani dalam acara World Bank's Indonesia Poverty Assessment di Jakarta, dikutip Kamis (11/5/2023).
Data penduduk miskin Indonesia dulu diukur dari pengeluaran per orang $1.9 sedikit di bawah Rp 30.000 karena data PPP price purchase parity Indonesia rendah banget.
Begitu naik sedikit sekarang harga harga terkoreksi naik uang Rp 30.000 tidak terbeli gofood! Harga makanan sudah naik 2 kali lipat.
Oleh World Bank ukuran warga miskin jadi minimum belanja Rp 45.000 per person per day langsung 110 juta penduduk miskin.
Ya saat negara Indonesia masuk middle income, harga harga naik. Paling kelihatan harga Avanza dulu seratus juta sekarang dua ratus hampir tiga ratusan juta!
Sepeda motor pun sama, belum lama harganya Rp14 juta, kenapa kok sekarang Rp 24 juta? Entah siapa yang salah.
Apalagi pesan gofood. Bakso afung dulu Rp37.000 orang bingung, sekarang bakso afung jadi apung, kita ngapung (mengapung hampir tenggelam).
Seratus sepuluh juta penduduk miskin. Itu setara seluruh angkatan kerja Indonesia everyone everywhere miskin. Entah salah siapa?
Dulu semua subsidi. Bahkan sampai sekarang jumlah penerima bantuan iuran PBI BPJS kesehatan 131 juta orang. Dari sana pun terlihat bahkan iuran BPJS kesehatan pun mereka tak mampu.
Uangnya habis beli migor. Everyone everywhere gorengan.
Apakah untuk mengentaskan kemiskinan everyone everywhere diberi BLT Rp 45.000 atau setara Rp 1.500.000 per person per day? Artinya dana BLT akan jadi BLB bantuan tunai bengkak
Jumlah angkatan kerja Indonesia 110 juta ini artinya jumlah gojek harus ditingkatkan 10 kali lipat. Jumlah omzet sepeda motor di Indonesia 5 juta motor harus ditingkatkan 4 kali lipat!
Jumlah kedai gofood harus ditingkatkan 4 kali, jumlah pekerja informal, turis guide, pariwisata, jumlah pembeli apartment harus ditingkatkan 4 kali lipat supaya rakyat kerja semua. Smelter harus ditingkatkan 4 kali lipat. Itu pun kalau TKA dibatasi.
Ya saat negara Indonesia masuk middle income, harga harga naik. Paling kelihatan harga Avanza dulu seratus juta sekarang dua ratus hampir tiga ratusan juta!
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.
Jaga Integritas Gadjah Mada
(Berikan masukan, aspirasi, dan laporkan pelanggaran yang terjadi demi UGM yang berintegritas)
Please contact us for any problem with SIMASTER
(Direktorat Teknologi Informasi Directorate of Information Technology )
*Hari Senin-Jumat, 07.00 – 16.00
Call this number for any emergencies
(Kantor Keamanan, Keselamatan Kerja, Kedaruratan, dan Lingkungan Office of Workplace and Environmental Security and Safety and Emergencies)
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Wenn dies deiner Meinung nach nicht gegen unsere Gemeinschaftsstandards verstößt,
Rakyat miskin bertambah papa
22 Jun 2021 09:41pmMasa membaca: 4 minit
Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan melakukan upaya keras untuk mengurangi angka kemiskinan di Indonesia. Strategi ini disiapkan menyusul peningkatan jumlah penduduk miskin sebanyak 860 ribu orang dari sebelumnya 27,73 juta orang pada September 2014 menjadi 28,59 juta orang pada periode Maret 2015.
Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, pemerintah akan memperluas program bantuan tunai bersyarat serta penambahan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Bantuan tunai bersyarat akan kami perluas, lalu KUR ditambah. Itu upaya mengurangi kemiskinan," ujar dia saat ditemui di Gedung DPR, semalam (15/9/2015).
Bambang optimistis, langkah tersebut akan berdampak signifikan terhadap penyusutan angka penduduk miskin di Indonesia. "Ini pengaruhnya signifikan, makanya harus serius dan harus tepat sasaran," tegasnya.
Seperti diketahui, pemerintah akan memberi bantuan tunai bersyarat kepada 6 juta rumah tangga sangat miskin. Kebijakan ini rencananya bakal diluncurkan tahun depan.
Bantuan tunai bersyarat, diakui Menkeu Bambang, telah berhasil menurunkan gini rasio (ketimpangan pendapatan antara orang kaya dan miskin) di Brazil.
Sementara mengenai program KUR, dikatakan Bambang akan menjadi prioritas pada tahun depan. Pemerintah memangkas bunga KUR menjadi 9 persen dari 12 persen dengan nilai Rp 120 triliun di 2016. Angka ini naik empat kali lipat dari plafon KUR tahun ini sebesar Rp 30 triliun.
Kepala BPS, Suryamin sebelumnya mengungkapkan, basis penduduk miskin di Indonesia pada bulan ketiga tahun ini sebesar 28,59 juta orang dengan prosentase 11,22 persen terhadap total penduduk Indonesia. Angka tersebut mengalami kenaikan dari realisasi jumlah penduduk miskin di periode Maret dan September tahun lalu.
"Jumlah ini terjadi kenaikan 860 ribu orang miskin dibanding realisasi jumlah penduduk miskin sebesar 27,73 juta di September 2014. Sedangkan dibanding Maret 2014 yang 28,28 juta jiwa, angka orang miskin di Maret 2015 bertambah 310 ribu," jelas dia.
Suryamin merinci, jumlah penduduk miskin di perkotaan pada Maret 2015 sebanyak 10,65 juta orang atau lebih rendah dibanding orang miskin di pedesaan yang mencapai 17,94 juta orang.
Sementara pada Maret 2014 penduduk miskin di perkotaan dan pedesaan masing-masing 10,51 juta jiwa dan 17,77 juta jiwa sedangkan September 2014, 10,36 juta jiwa dan 17,37 juta jiwa. (Fik/Zul).